Dalam sepak bola, teknologi garis gawang (Inggris: goal-line technology disingkat GLT) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak.
GLT tidak ditujukan untuk
menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu mereka
dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan sebuah
indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis gawang
dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat
keputusan akhir.
Dilatarbelakangi oleh beberapa
keputusan kontroversial pada sejumlah pertandingan Liga Utama Inggris, Piala
Dunia FIFA 2010, dan Euro 2012, FIFA (yang sebelumnya menolak penggunaan
teknologi ini) melakukan pengujian terhadap beberapa kandidat potensial untuk
teknologi garis gawang. Sembilan buah sistem diuji pada tahap awal, namun hanya
dua buah sistem bertahan.
Pada 5 Juli 2012, International
Football Association Board secara resmi menyetujui penggunaan teknologi garis
gawang. Kedua sistem yang disetujui yakni GoalRef dan Hawk-Eye .keduanya sistem
yang diuji pada pengujian tahap kedua. Pada bulan Desember 2012, FIFA
mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan teknologi garis gawang untuk
pertama kalinya dalam sebuah pertandingan kompetitif pada Piala Dunia Antarklub
FIFA 2012 di Jepang.
- Sistem Pendukung
Cairos GLT system
adalah Goal Line Technology yang dikembangkan oleh Adidas dan Cairos
Technologies AG. Teknologi ini merupakan sistem pendukung dari Microchip
Smartball. Sistem kerja teknologi ini terdiri dari kabel tipis yang ditanam di
area penalti dan di belakang garis gawang.
Listrik yang mengalir di kabel
bertujuan untuk menghasilkan medan magnet yang ditangkap sensor di dalam bola
saat melewati garis gawang. Medan magnet yang dihasilkan digunakan untuk
mengirim sinyal radio komputer pusat seperti yang dijelaskan di bagian sejarah
dan mekanisme di atas.
Pro
dan Kontra
Pro
Penggunaan Microchip Smartball di
dalam kompetisi Piala Dunia Antarklub FIFA 2007 ternyata mendapat tanggapan
positif baik dari pelatih AC Milan pada saat itu, Carlo Ancelotti. Ancelotti
menyatakan Adidas Teamgeist II memiliki konsistensi yang baik .
Ancelotti juga menyatakan bahwa bola
tersebut tidak memiliki perbedaan yang khusus dengan bola Adidas lainnya.
Beliau menilai para pemainnya secara umum puas dengan kinerja bola tersebut.
Majalah on-line TFOT juga memberikan pernyataan positif yang mendukung
kehadiran Microchip Smartball .
Majalah tersebut mempublikasikan
hasil uji asam terhadap sistem medan magnet yang digunakan Adidas Teamgeist II.
Hasil tes tersebut menyatakan bahwa sistem yang digunakan sesuai dengan seluruh
persyaratan dan ketentuan International Football Association Board (IFAB).
Kontra
Penggunaan teknologi sebagai alat
bantu dalam sepakbola khsusnya Microchip Smartball dengan Goal Line Technology
ternyata juga menuai kritikan. Presiden UEFA, Michel Platini mengatakan bahwa
kehadiran teknologi tersebut akan membawa sepakbola menjadi “playstation
football”.
Platini tetap mengakui bahwa wasit
juga harus dapat mengatasi kritikan yang dialamatkan kepada mereka. Namun,
beliau lebih memilih cara lain untuk mengatasinya. Platini lebih menekankan
untuk menambah jumlah asisten wasit sebanyak dua orang di belakang gawang.
Menurut beliau, hal itu merupakan cara yang tepat untuk mengatasi masalah dan
tetap dapat menghargai ofisial pertandingan. Beliau menambahkan bahwa dalam
zaman modern yang melibatkan banyak kamera perlu tambahan jumlah wasit dalam
pertandingan.
Sepp Blatter, Presiden FIFA, dan
David Collins , Sekjen Welsh Footbal Association (WFA) juga mengkritisi adanya
penggunaan teknologi. Mereka lebih menekankan nilai – nilai kemanusiaan. Mereka
memiliki pandangan bahwa permainan manusia harus dipimpin oleh manusia juga
bukannya mesin. Dalam kasus Piala Dunia 2010, FIFA melalui Sekjen Jerome Valcke
penggunaan teknologi di dalam sepakbola tidak akan didiskusikan dan tidak ada
mungkin sistem yang sempurna tanpa kesalahan.
FIFA lebih mementingkan perbaikan
kinerja wasit daripada penggunaan teknologi. Pemain sepakbola sendiri ada juga
yang kurang senang dan mengkritisi penggunaan Microchip Smartball. Hugo Ibarra
yang bermain untuk Boca Juniors pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2007 ikut
mengkritisi penggunaan teknologi tersebut.
Bagi Anda yang belum tahu, goal-line technology adalah teknologi dalam pertandingan sepak bola untuk
menentukan bola telah melewati garis gawang atau belum.
Ada 3 komponen utama yang dibutuhkan dalam penerapan goal-line technology ini, yaitu :
Ada 3 komponen utama yang dibutuhkan dalam penerapan goal-line technology ini, yaitu :
Bola
Bola yang digunakan dalam teknologi ini bukanlah bola biasa,
namun bola yang telah dimodifikasi. Bentuk bola memang tidak jauh beda dengan
bola pada umumnya. Bentuknya tetap bundar dengan bahan 100% polyurethane.
Yang tampak berbeda hanya desain luar yang tidak lagi seperti bidang-bidang heksagonal dan pentagonal. Namun, lebih menyerupai lengkungan-lengkungan yang berbentuk mendekati angka 8.
Di dalam bola ini terdapat microchip yang diikat dengan kawat tipis supaya letaknya tetap di tengah bola serta dibuat agar tidak rusak ketika mendapat guncangan atau tendangan yang keras. Microchip ini bertugas untuk mengirimkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi bola di lapangan. Berat bola mengikuti standard pada umumnya.
Unit Penerima
Yang tampak berbeda hanya desain luar yang tidak lagi seperti bidang-bidang heksagonal dan pentagonal. Namun, lebih menyerupai lengkungan-lengkungan yang berbentuk mendekati angka 8.
Di dalam bola ini terdapat microchip yang diikat dengan kawat tipis supaya letaknya tetap di tengah bola serta dibuat agar tidak rusak ketika mendapat guncangan atau tendangan yang keras. Microchip ini bertugas untuk mengirimkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi bola di lapangan. Berat bola mengikuti standard pada umumnya.
Unit Penerima
Unit ini menerima
pesan dari komputer dan menentukan apakah gol telah dicetak. Unit ini berbentuk
jam tangan yang dipakai hakim garis dan wasit. Pesan ”gol” dapat berupa pesan
visual, audio, atau getaran.
Kabel tipis diletakkan di sekeliling gawang untuk menciptakan medan magnetik. Kabel berdiameter 2 mm dan ditanam dalam tanah sedalam 15-20 cm. Medan magnetik ini membuat microchip dalam bola bereaksi ketika bola melewati garis gawang. Kerja kabel ini tidak dipengaruhi oleh perubahan cuaca.
Kabel tipis diletakkan di sekeliling gawang untuk menciptakan medan magnetik. Kabel berdiameter 2 mm dan ditanam dalam tanah sedalam 15-20 cm. Medan magnetik ini membuat microchip dalam bola bereaksi ketika bola melewati garis gawang. Kerja kabel ini tidak dipengaruhi oleh perubahan cuaca.
Cara Kerja
Teknologi ini menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification). Kegunaan dari sistem adalah mengirimkan data dari perangkat portabel dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh komputer.
Pada goal-line technology, RFID terdiri dari microchip yang dipasang di tengah bola dan antena yang terletak di sekeliling lapangan. Microchip ini juga dipasang pada kaki pemain, agar kita mengetahui letak bola dan pemain selama pertandingan berlangsung. Pengiriman data dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan frekuensi 2.4 GHz ISM band. Sistem ini dapat mengukur 100.000 pengukuran tiap detiknya.
Akurasi berkisar antara satu sampai dua cm, walaupun objek bergerak dengan kecepatan 140 km/jam. Terdapat 6 hingga 10 antena di sekeliling lapangan yang menentukan posisi secara 3 dimensi.
Pesan yang dikirim microchip dienkripsi untuk mencegah pihak luar melakukan modifikasi pada pesan/data yang dikirim. Setelah itu giliran komputer yang mengirimkan pesan ke penangkap sinyal yang berada pada jam tangan wasit. Tentu dengan tampilan data mengenai catatan waktu ketika gol dicetak. Dengan demikian hasil gol tercatat dengan akurat dan tidak menimbulkan kontroversi seperti yang selama ini terjadi.