Rabu, 21 Oktober 2015

Teknologi Garis Gawang Sepak Bola


Dalam sepak bola, teknologi garis gawang (Inggris: goal-line technology disingkat GLT) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak.
GLT tidak ditujukan untuk menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu mereka dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan sebuah indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan akhir.
Dilatarbelakangi oleh beberapa keputusan kontroversial pada sejumlah pertandingan Liga Utama Inggris, Piala Dunia FIFA 2010, dan Euro 2012, FIFA (yang sebelumnya menolak penggunaan teknologi ini) melakukan pengujian terhadap beberapa kandidat potensial untuk teknologi garis gawang. Sembilan buah sistem diuji pada tahap awal, namun hanya dua buah sistem bertahan.
Pada 5 Juli 2012, International Football Association Board secara resmi menyetujui penggunaan teknologi garis gawang. Kedua sistem yang disetujui yakni GoalRef dan Hawk-Eye .keduanya sistem yang diuji pada pengujian tahap kedua. Pada bulan Desember 2012, FIFA mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan teknologi garis gawang untuk pertama kalinya dalam sebuah pertandingan kompetitif pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2012 di Jepang.
-      Sistem Pendukung
Cairos GLT system adalah Goal Line Technology yang dikembangkan oleh Adidas dan Cairos Technologies AG. Teknologi ini merupakan sistem pendukung dari Microchip Smartball. Sistem kerja teknologi ini terdiri dari kabel tipis yang ditanam di area penalti dan di belakang garis gawang.
Listrik yang mengalir di kabel bertujuan untuk menghasilkan medan magnet yang ditangkap sensor di dalam bola saat melewati garis gawang. Medan magnet yang dihasilkan digunakan untuk mengirim sinyal radio komputer pusat seperti yang dijelaskan di bagian sejarah dan mekanisme di atas.
Pro dan Kontra

Pro
Penggunaan Microchip Smartball di dalam kompetisi Piala Dunia Antarklub FIFA 2007 ternyata mendapat tanggapan positif baik dari pelatih AC Milan pada saat itu, Carlo Ancelotti. Ancelotti menyatakan Adidas Teamgeist II memiliki konsistensi yang baik .
Ancelotti juga menyatakan bahwa bola tersebut tidak memiliki perbedaan yang khusus dengan bola Adidas lainnya. Beliau menilai para pemainnya secara umum puas dengan kinerja bola tersebut. Majalah on-line TFOT juga memberikan pernyataan positif yang mendukung kehadiran Microchip Smartball .
Majalah tersebut mempublikasikan hasil uji asam terhadap sistem medan magnet yang digunakan Adidas Teamgeist II. Hasil tes tersebut menyatakan bahwa sistem yang digunakan sesuai dengan seluruh persyaratan dan ketentuan International Football Association Board (IFAB).

Kontra
Penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam sepakbola khsusnya Microchip Smartball dengan Goal Line Technology ternyata juga menuai kritikan. Presiden UEFA, Michel Platini mengatakan bahwa kehadiran teknologi tersebut akan membawa sepakbola menjadi “playstation football”.
Platini tetap mengakui bahwa wasit juga harus dapat mengatasi kritikan yang dialamatkan kepada mereka. Namun, beliau lebih memilih cara lain untuk mengatasinya. Platini lebih menekankan untuk menambah jumlah asisten wasit sebanyak dua orang di belakang gawang. Menurut beliau, hal itu merupakan cara yang tepat untuk mengatasi masalah dan tetap dapat menghargai ofisial pertandingan. Beliau menambahkan bahwa dalam zaman modern yang melibatkan banyak kamera perlu tambahan jumlah wasit dalam pertandingan.
Sepp Blatter, Presiden FIFA, dan David Collins , Sekjen Welsh Footbal Association (WFA) juga mengkritisi adanya penggunaan teknologi. Mereka lebih menekankan nilai – nilai kemanusiaan. Mereka memiliki pandangan bahwa permainan manusia harus dipimpin oleh manusia juga bukannya mesin. Dalam kasus Piala Dunia 2010, FIFA melalui Sekjen Jerome Valcke penggunaan teknologi di dalam sepakbola tidak akan didiskusikan dan tidak ada mungkin sistem yang sempurna tanpa kesalahan.
FIFA lebih mementingkan perbaikan kinerja wasit daripada penggunaan teknologi. Pemain sepakbola sendiri ada juga yang kurang senang dan mengkritisi penggunaan Microchip Smartball. Hugo Ibarra yang bermain untuk Boca Juniors pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2007 ikut mengkritisi penggunaan teknologi tersebut.

Bagi Anda yang belum tahu, goal-line technology adalah teknologi dalam pertandingan sepak bola untuk menentukan bola telah melewati garis gawang atau belum.

Ada 3 komponen utama yang dibutuhkan dalam penerapan goal-line technology ini, yaitu :
Bola

Bola yang digunakan dalam teknologi ini bukanlah bola biasa, namun bola yang telah dimodifikasi. Bentuk bola memang tidak jauh beda dengan bola pada umumnya. Bentuknya tetap bundar dengan bahan 100% polyurethane.

Yang tampak berbeda hanya desain luar yang tidak lagi seperti bidang-bidang heksagonal dan pentagonal. Namun, lebih menyerupai lengkungan-lengkungan yang berbentuk mendekati angka 8.

Di dalam bola ini terdapat microchip yang diikat dengan kawat tipis supaya letaknya tetap di tengah bola serta dibuat agar tidak rusak ketika mendapat guncangan atau tendangan yang keras. Microchip ini bertugas untuk mengirimkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi bola di lapangan. Berat bola mengikuti standard pada umumnya.

Unit Penerima

Unit ini menerima pesan dari komputer dan menentukan apakah gol telah dicetak. Unit ini berbentuk jam tangan yang dipakai hakim garis dan wasit. Pesan ”gol” dapat berupa pesan visual, audio, atau getaran.

            Kabel tipis diletakkan di sekeliling gawang untuk menciptakan medan magnetik. Kabel berdiameter 2 mm dan ditanam dalam tanah sedalam 15-20 cm. Medan magnetik ini membuat microchip dalam bola bereaksi ketika bola melewati garis gawang. Kerja kabel ini tidak dipengaruhi oleh perubahan cuaca.



Cara Kerja
            Teknologi ini menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification). Kegunaan dari sistem adalah mengirimkan data dari perangkat portabel dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh komputer.

            Pada goal-line technology, RFID terdiri dari microchip yang dipasang di tengah bola dan antena yang terletak di sekeliling lapangan. Microchip ini juga dipasang pada kaki pemain, agar kita mengetahui letak bola dan pemain selama pertandingan berlangsung. Pengiriman data dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan frekuensi 2.4 GHz ISM band. Sistem ini dapat mengukur 100.000 pengukuran tiap detiknya.

            Akurasi berkisar antara satu sampai dua cm, walaupun objek bergerak dengan kecepatan 140 km/jam. Terdapat 6 hingga 10 antena di sekeliling lapangan yang menentukan posisi secara 3 dimensi.

            Pesan yang dikirim microchip dienkripsi untuk mencegah pihak luar melakukan modifikasi pada pesan/data yang dikirim. Setelah itu giliran komputer yang mengirimkan pesan ke penangkap sinyal yang berada pada jam tangan wasit. Tentu dengan tampilan data mengenai catatan waktu ketika gol dicetak. Dengan demikian hasil gol tercatat dengan akurat dan tidak menimbulkan kontroversi seperti yang selama ini terjadi.